Rabu, 29 September 2010

Bodoh Karena Rasa

Ada sebuah joke dari teman saya, begini: 

Pria: Tuhan, mengapa Kau ciptakan wanita begitu indah? 
Tuhan: Supaya engkau dapat mencintainya. 
Pria: Tapi, mengapa Kau ciptakan wanita begitu bodoh? 
Tuhan: Supaya ia dapat mencintaimu. 

Setelah saya merenungkannya lebih dalam, saya setuju. Wanita memang seringkali bodoh. Karena, tidak perduli prestasinya di sekolah, di pekerjaan, di kampus, wanita selalu dapat dikalahkan oleh satu hal: PERASAAN. Entah itu rasa malu, rasa minder, rasa kuatir, rasa berharga, rasa dicintai, rasa aman, rasa cantik. Demi 'rasa', rela melakukan segalanya. 

Yang saya alami sendiri adalah, 
betapa wanita dengan bodohnya membiarkan hatinya dicuri oleh pria yang, 
dengan kata-kata manisnya, membuat wanita merasa cantik, merasa aman, merasa diperhatikan. 
Dengan perhatiannya, membuat wanita merasa perlu balas memperhatikan. 
Dengan kata-kata pujiannya, membuat wanita merasa perlu balas mengagumi. 
Dengan pendekatannya, membuat wanita merasa dekat dan bebas mencurahkan isi hatinya yang paling dalam. 

Tanpa sungguh-sungguh mengenali. 
Tanpa sungguh-sungguh menguji. 
Tanpa sungguh-sungguh mengerti. 

Bahwa yang wanita butuhkan bukan hanya 'rasa'. 
Bahwa yang wanita butuhkan adalah KARAKTER. 
Bahwa yang wanita butuhkan adalah yang sejati, yang teruji, yang jujur dari dalam hati. 

Tapi, terkadang wanita begitu bodohnya untuk meyakini bahwa ia telah mengenali, mengerti, menguji. 
Hanya dengan malam-malam panjang di telepon. 
Hanya dengan curhat yang intensif dan nasihat klise yang didengar. 
Hanya dengan keakraban dari kebersamaan yang dibangun dengan 'kilat'. 
Semu. 

Berpegang teguh pada rasa aman, rasa nyaman, rasa diperhatikan sehingga berani berbohong. 
Berani sembunyi-sembunyi. 
Berani memberontak. 
Berani melarikan diri. 
Demi membela 'rasa'. 

Tidakkah kau sadari, hai wanita (yang bodoh), 
Bahwa hatimu telah dicuri? 
Siapkah engkau, hai wanita, 
Untuk disakiti? 


(Based on true story) 

"Sebab itu janganlah kamu bodoh, supaya kamu mengerti kehendak Tuhan." (Efesus 5:17) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar