Rabu, 29 September 2010

Sukses = Seimbang

Di hari ulang tahun yang ke-25 ini gue merenung dan mencoba mengingat-ingat blue print gue. Harusnya sekarang ini gue udah mapan. Artinya, udah mantap dengan apa yang mau gue kerjakan dengan hidup gue. Dalam beberapa tahun ke depan gue harusnya sudah jadi orang sukses. Sipp!!

Tapi gue lalu mikir lagi, apa sih artinya jadi orang sukses? Hmmm.
Pas tadi siang ada temen yang bilang, "Hebat yah si ****, baru 30 tahun udah jadi dekan. Masi muda ud jadi org sukses."
Membuat gue jadi berpikir, apa itu berarti sukses tu diukur dari jabatan? Ato pendidikan? S2 ato S3? Ato materi? Punya banyak rumah dan mobil?

Manusia emang selalu butuh penghargaan. Akibatnya kita selalu berusaha mencari kesuksesan. Tapi, budaya kita lebih banyak mengajarkan dan mengarahkan untuk kita sukses di beberapa bidang tertentu saja, misalnya pekerjaan dan pendidikan. Bagaimana dengan bidang-bidang yang lain?

Gue menemukan bahwa bukan kesuksesan macam itu yang gue pengen. Bukan di satu aspek saja dalam hidup gue. Karena, orang yang sukses dalam bisnis atau pendidikan belum tentu juga berhasil dalam aspek-aspek lain hidupnya.

Gue, sebagai istri, sebagai ibu (nantinya), sebagai anak, sebagai kakak, sebagai sahabat, sebagai pekerja, dan sebagai-sebagai lainnya, punya segudang tanggung jawab. Dan tidak ada satu pun dari semua tanggung jawab itu yang bisa gue tawar-tawar. Gue ga bisa hanya berprestasi di pekerjaan tapi rumah gue kacau beliau. Dan gue gak bisa sukses menjaga kesehatan dan kecantikan, tapi ga peduli dengan kecerdasan emosional dan spiritual anak gue, atau hanya pentingin akademisnya aja.

All those responsibilities are parts of who I am. I can't be a full woman but a less mother, or a full businesswoman but a less daughter to my mother.

And yet I still have the options. Setiap orang bisa memilih 'orientasi'nya dalam hidup. Mau lebih dikenal sebagai apa? Fungsi mana yang mau diberi perhatian lebih?

Me, I want them all.

Jadi kuncinya adalah KESEIMBANGAN. Gue mau menaruh perhatian pada semua dan setiap tanggung jawab itu, sedetail mungkin dan sedalam mungkin, daripada menggunakan uang dan fasilitas yang ada untuk 'melepaskan diri' dari tanggung jawab yg gue malas lakukan, atau untuk memastikan gue ada di zona aman dan nyaman gue.

Mungkinkah bisa betul-betul seimbang? Mungkin tidak sekarang. Segala sesuatu ada waktunya dan ada hal-hal yang kita harus fokusi di masa-masa tertentu dalam hidup. Tapi gue mau tetep berusaha menyeimbangkan dengan sebaik mungkin. Supaya, mudah-mudahan, dalam waktu 20 tahun dari sekarang gue bisa melihat hidup gue mencapai 'full circle'.

Ga mau ada penyesalan, "Andai dulu gue lebih perhatian sama nyokap dan adek gue", atau "Andai gue ga terlalu banyak habisin waktu di kantor dan lebih banyak mencoba mengerti anak gue", dll. Gue mau, kalaupun pada akhirnya segala sesuatu tidak se-perfect yg gue mau, setidaknya gue udah berusaha yang terbaik.

Gue gak pengen dipuji dan dihargai banyak orang karena berhasil di (misalnya) pelayanan, tapi keluarga dan orang-orang terdekat gue dikecewakan oleh gue yang ga beri perhatian buat mereka.

Amsal 31:28 bilang tentang wanita yang bijak, "Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia: Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua."

Gue pengen orang-orang terdekat gue yang menyebut gue sukses, karena mereka yang tau seluruh aspek kehidupan gue, bukan hanya satu sisi saja. And that's what's important.

Karena hidup hanya sekali :)

~ Balance is the key of life. ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar